Tempat curahan fikiran, perasaan dan berisi informasi tentang duniaku.
*) Orang yang sudah berpengalaman, dalam keadaan khusus,
mampu membuat keputusan dengan benar.
*) Dari yang paling besar, hingga yang paling kecil, dari setiap
hal yang paling bagus hingga yang paling buruk, setiap hal
yang ada, memiliki maknanya masing-masing dalam kehidupan.
*) Kedua orang itu mengatakan hal yang paling (sama)
dan mereka beranggapan baik dan buruk tentang
seseorang. Mengetahui sebuah kenyataan itu mudah,
tapi bersikap berdasarkan kenyataan yang ada itu sulit.
*) Maksud buruk, walaupun disembunyikan, tetap akan ketahuan.
Bahkan, hewan pun dapat merasakan isi hati seseorang.
*) Jangan membuat prasangka sebelum ada bukti nyata,
karena prasangka dapat menciptakan sebuah fakta.
fakta terkadang hanya ada ketika melihat.
*) Berpikiran terlalu sempit sulit memecahkan masalah.
Setiap orang, baik yang cakap atau pun tidak bisa memberikan saran.
Akan tetapi, keputusan ada di tangan kita untuk menentukan yang terbaik.
Dan, itu tidaklah mudah untuk memutuskannya.
*) Tidak mungkin ada sebuah perisai yang kebal terhadap apapun,
berdampingan dengan tombak, yang membuat tidak ada satu pun
yang kebal terhadapnya.
*) Berhati-hatilah pada keserakahan karena kamu bisa
kehilangan apa yang kamu miliki.
*) Perubahan yang terjadi jangan sampai
membuat diri lupa akan jati diri sendiri.
*) Rencanakan dengan matang segala sesuatunya
supaya dapat mencapai tujuan.
*) Bukan kita yang menilai.
tapi orang yang melihat sikap dan perilaku kita.
*) Bersabar menunggu karena semua terjadi sudah ada waktunya masing-masing.
Memperlambat ataupun mempercepat sesuatu akan merusak dan mengacaukan
segalanya karena semua ada waktunya masing-masing.
*) Jangan suka meniru-niru orang lain
karena bisa kehilangan jati diri.
Maka, jadilah dirimu sendiri.
*) Menghadapi sebuah perkara besar dalam hidup yang bahkan mengancam nyawa,
dibutuhkan keberanian dan ketenangan untuk mengatasinya.
~ Diambil dari berbagai sumber ~
Sesungguhnya merugilah umat manusia di dunia ini
yang menyepelekan waktu
Waktu tidak akan pernah kembali
Barang sedetik pun
Janganlah kita yang dikejar waktu
Tapi sebaiknya kita lah yang mengejar waktu
Maka gunakanlah waktu
Sebaik-baiknya
Jangan sampai kita buang waktu
barang sedetik pun
Untuk suatu perbuatan yang sia-sia
Sibuknya urusan manusia
adalah menguji kita bagaimana
me-manage waktu
''06 /03 /'07''
Benar, Bukan dia yang ku inginkan
benar, bukan dia yang ku dambakan
benar, bukan dia yang seharusnya kudapati
benar, memang bukan dia yang selalu menghiasi relung jiwaku
benar, bukan dia.
sanggupkah aku jika memang benar bukan dia yang ada disisiku dan hariku.
HatiQu bergetar ketika melihatmu
RagaQu gemetar ketika kau bergerak lebih dekat
Ku tatap wajahmu
Begitu tampan kurasakan...
Wangi tubuhmu, merasuk ke dalam jiwa
Semuanya begitu indah dimataku
Keindahanmu tiada tertandingi
You are the best for me
And you always in my heart
No one can change your love
Iam Never to forget you
and I stay remember you...always (still remember)
Because you...?
Dirimu begitu indah dimataku
merasuk ke dalam sukmaku,
Ragaku, bahkan dalam lubuk
hati yang paling dalam, sehingga
aku selalu ingat dirimu dan
sulit untuk bisa melupakanmu bahkan
dengan berbagai cara....'Aishiteru'
Luar biasa Engkau menciptakan dunia ini
Elok Kau buat kehidupan ini beserta lika-likunya
Hati tak bisa dibohongi
Dengan segenap cobaan yang Engkau berikan
Begitu banyak hikmah yang dapat diambil
Suatu masalah itu
Berasal dariMu
Dan akan kembali padaMu pula semua itu
Jadi, aku pun tenang
Dan mencoba Ikhlas
Untuk merelakan masalah
Dan menghadapi semua itu!
''20 Feb '07''

Aku menanti disini
Dalam sepi
Dan dalam keheningan malam
Yang mencekam
Tetes demi tetes
menurunkan rintiknya hujan
Dibarengi dengan hawa dingin
Yang menusuk rasuk
Ke ragaku
Sakit...
Sakit hati dan tubuh ini
Ketika penantianku
Tak kunjung terwujud
Aku slalu menantimu
Disini sendiri
Dalam keheningan malam
Bersama keramaian pikirku
"Demangan, 20 Feb '07"
Sore yang sangat cerah,
Tertegun aku melihatnya,
Waktu sore yang seharusnya gelap,
Yang kudapati adalah terang benderang
Bagai berada di waktu siang.
Sebelumnya badai mengamuk dengan dahsyatnya,
Awan mendung gelap gulita,
Diiringi hujan lebat tiada terkira,
Disertai hembusan angin dengan kencangnya,
Wuuut...wuuut...wuuut....
Suara angin terdengar bergerak kencang,
Berirama menari bersama air hujan menyatu dalam euforia,
Hampir satu jam lamanya,
Aku berteduh di bawah genteng dan dibalik tembok yang kokoh,
Hening...
Kutampakkan diriku,
Ku melangkah di sepanjang lantai abu-abu basah,
Terang benderang...
Ku lihat Bola Besar itu berada di ufuk barat
Dan memancarkan sinarnya dengan sangat kuat,
Kedahsyatan cahaya yang belum pernah kudapati sebelumnya,
Benderang tapi sejuk,
Tercekat aku menyaksikannya,
Merinding dan terpana,
Akan Keagungan Sang Khaliq
Yang bisa membuat segalanya menjadi mungkin.
Subhanallah...
(Sapen, 11 Maret 2010)
Apa gunanya aku mencinta
Jika yang ada adalah pengorbanan
Apa guna aku mencinta
Jika yang ada hanyalah kesedihan
Apa guna aku menyayang
Jika yang ada hanyalah keterpaksaan
Apa guna aku mencinta
Jika yang tersisa adalah kebencian
Apa guna semua ini
Karena yang kurasa tak pernah dicinta!
Hanya nafsu membalut kalbu
Yang menggores cinta suci.
(Demangan, 9 Maret 2010)
Kadang seperti air
Kadang seperti api
Jiwa tersengat oleh api
Amarah menjadi melanda
Dan semua tak bisa terbendung
Ketika jiwa dibasahi air kasih sayang
Semua menjadi teduh
Penuh ketenangan
Mulia adanya
Kadang bagai sampah
Yang menyampah tak karuan
Kadang bagai bunga
Yang indah dipandang mata
Kadang bagai ikan
Yang berenang kesana kemari
Bermain-main dengan temannya
Kadang bagai bulan
Bersama kesendiriannya yang sunyi
Kadang seperti matahari
Yang menyinari setiap hal yang dikasihinya
Itulah aku
Yang masih berada dalam kebimbangan
(Demangan, 10 Maret 2010)
Bercampur aduk
Bagai air comberan di kali
Bau, menyengat
Menusuk hidung
Bagai pedang yang menancap di ulu hati
Bagitu tidak adil kurasa
Semua ini mengaliri setiap aliran darahku
Amarah meluap merasuki ubun-ubun jiwa
Emosi mendera mendidih panas
Seolah segera akan tumpah ruah
Mengena sekujur tubuh
Meledak...
Menghancurkan kesabaran yang selama ini terbendung
Ingin kudapati semua hancur luluh lantak tak bersisa
Tembok-tembok kesombongan yang merajai di setiap jengkal hidupnya
Mengena seluruh rongga jiwa yang hampa
Sebab kasih sayang hilang
Namun kesabaran membendung
Semua amarah itu menjadi sebuah harmoni
Kehidupan yang syahdu dengan segala pilu...
(Demangan, 13 Maret 2010)
Sering aku bertanya
Mengapa hidupku seperti ini
Selalu tenggelam
Dalam lubang yang sama
Sakit...
Terasa begitu sakit
Jika semua ini terjadi
Menjadi tak terperi
Aku pun merana
(Demangan, 9 Maret 2010)
Kerinduan kian tak terbendung
Namun ujud tak kunjung datang
Siksa amat tersiksa
Menahan pedih yang terasa
Sesak menyesakkan
Seluruh hamparan hidupku
10 tahun lamanya
Ku menanti
Membuat semuanya seakan tak pasti
(Demangan, 9 Maret 2010)